SUPERKONDUKTOR
oleh:Iyus Nurzaman 0905888
A.
PENDAHULUAN
Zat padat atau material
padat yang ada disekitar kita memiliki sifat dan karaketristik yang
berbeda-beda. Salah satunya adalah sifat yang berhubungan dengan daya hantar
(konduktivitas) kelistrikan. Berdasarkan daya hantar kelistrikannya, zat
padat dibedakan menjadi konduktor,
isolator, dan semikonduktor, dan yang paling baru adalah superkonduktor.
Bahan konduktor
merupakan bahan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Bahan konduktor
yang ada sekarang ini masih memiliki nilai resistansi atau hambatan listrik
yang masih dapat menyebabakan disipasi atau hilangnya sebagian energy listrik
yang di ubah menjadi panas. Namun, akhir-akhir ini ada sejenis bahan yang
memiliki hambatan nol, sehingga daya hantarnya menjadi sangat baik dan dapat
membuat hantaran energy listrik lebih efisien, yang dikenal sebagai bahan superkonduktor.
Pada bahan
superkonduktor, hambatan listrik benar-benar bernilai nol. Artinya listrik
dapat mengalir tanpa hambatan pada bahan superkonduktor ini. Apabila pada
rangkaian tertutup dari superkonduktor dialirkan arus listrik, maka arus
tersebut akan terus mengalir mengintari rangkaian tanpa batas waktu bahkan
setelah sumber listrik dilepaskan dari rangkaian. Hal ini terjadi karena tidak
ada kehilangan energi selama arus mengalir karena hambatannya benar-benar nol.
Sifat superkonduktivitas bahan ditemukan
pertama kali oleh Heike Kammerlingh
Onnes pada tahun 1911. Pada saat itu, dia sedang mencoba mengamati hambat
jenis (resistivity) logam merkuri (Hg) ketika didinginkan sampai suhu helium
cair. Ternyata dia mendapatkan hambat jenis merkuri tiba-tiba turun drastis
menjadi nol pada suhu 4,2 K. Fenomena konduktivitas sempurna inilah yang
disebut superkonduktivitas,. Suhu ketika suatu bahan superkonduktor mulai
mempunyai sifat superkonduktif disebut suhu kritis (Tc).
Bahan semikonduktor
banyak dimanfaatkan dalam teknologi era modern. Sifat superkonduktivitasnya
dapat membuat transmisi elektronik menjadi lebih efisien dan lebih cepat. Namun saat ini penggunaam superkonduktor
belum praktis, dikarenakan untuk mendapatkan bahan superkonduktor diperlukan
proses pendinginan yang perlu biaya cukup besar, sebab suhu kritis bahan
superkonduktor yang ada sekarang masih jauh di bawah suhu kamar.
Dalam uraian ini penulis akan coba membahas sedikit tentang bahan superkonduktor.
Dalam uraian ini penulis akan coba membahas sedikit tentang bahan superkonduktor.
B.
BAHAN
SUPERKONDUKTOR
1.
Pengertian
Bahan Superkonduktor
Superkonduktor
merupakan bahan material yang memiliki hambatan listrik bernilai nol pada suhu
yang sangat rendah. Superkonduktor dapat menghantarkan arus walaupun tanpa
adanya sumber tegangan. Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan
magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek
meissner.Resistivitas suatu bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya.
2.
Suhu
dan Medan Magnet Kritis
Suhu
kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan superkonduktor.
Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran electron akan bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons
akan memecahkan Cooper Pairs dan bahan
kembali ke keadaan normal.
Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan superkonduktor memiliki medan magnet.
Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan superkonduktor memiliki medan magnet.
3.
Sifat
dan Karakteristik Bahan Superkonduktor
a.
Sifat
Kelistrikan
Bahan
logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas. Ketika medan
listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik
akan menghamburkan elektron ke segala
arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya
hambatan listrik pada logam konduktor.
Pada
superkonduktor electron
membentuk pasangan Cooper (Cooper pair) dalam satu keadaan kuantum pada
tingkat energi terendah. Proses ini dikenal sebagai Kondensasi Bose-Einstein.
Aliran Cooper pair ini bergerak sebagai satu entitas. Untuk mengeluarkan
satu Cooper pair dari aliran ini, electron harus didorong ke energy quantum
state yang lebih tinggi. Sementara, tabrakan dengan ion logam tidak melibatkan
cukup energi untuk melakukannya. Oleh karena itu, arus listrik dapat mengalir
tanpa kehilangan energi.
b.
Sifat
Kemagnetan
Selain memiliki
hambatan listrik nol, bagian dalam superkonduktor juga tidak dapat ditembus
medan magnet. Sifat ini disebut diamagnetisme sempurna.
Jika sebuah
superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan magnet
dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan
magnet dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang
diberikan. Efek yang sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan
dalam suhu normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor. Pada suhu
kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek Meissner.
Efek ini dapat membuat
sebuah magnet melayang di atas superkonduktor atau, sebuah superkonduktor di
atas magnet. Superkonduktor juga dapat melayang di bawah magnet. Gambar berikut
ini menunjukkan fenomena melayngnya magnet atau gejala “levitasi” yang terjadi pada bahan superkonduktor.
Gejala Levitasi Sumber: http://wanibesak.wordpress.com/2011/09/24/efek-meissner-pada-superkonduktor/ |
c.
Sifat
Kuantum Superkonduktor
Teori
dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisan Bardeen, Cooper dan Schriefer pada
tahun 1957. Teori dinamakan teori BCS.
Teori
BCS menjelaskan bahwa :
·
Interaksi tarik menarik
antara elektron dapat menyebabkan keadaan dasar terpisah dengan keadaan
tereksitasi oleh energi gap.
·
Interaksi antara
elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya energi gap yang diamati.
Mekanisme interaksi yang tidak langsung ini terjadi ketika satu elektron
berinteraksi dengan kisi dan merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan
dari deformasi kisi. Kedua elektron ini beronteraksi melalui deformasi kisi.
·
Ketika superkonduktor
ditempatkan di medan magnet luar yang lemah, medan magnet akan menembus
superkonduktor pada jarak yang sangat kecil
dan dinamakan London Penetration
Depth, yang merupakan konsekuensi dari Teori BCS.
4.
Jenis
Bahan dan Tipe Superkonduktor
a.
Bahan
Superkonduktor
Bahan
semikonduktor yang pertama ditemukan adalah raksa oleh Heike Kammerlingh Onnes
pada tahun 1911. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga
menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda..
Hal
yang unik adalah logam emas, tembaga dan
perak yang merupakan logam konduktor terbaik bukanlah suatu superkonduktor.
Beberapa
contoh bahan superkonduktor yang berhasil ditemukan dan suhu kritisnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
No
|
Bahan
|
Suhu
Kritis (Tc)
K
|
Tahun Ditemukan
|
1
|
Raksa Hg
|
4,2
|
1911
|
2
|
Timbal
Pb
|
7,2
|
1913
|
3
|
Niobium
nitrida
|
16,0
|
1960-an
|
4
|
Niobium-3-timah
|
8,1
|
1960-an
|
5
|
Al0,8Ge0,2Nb3
|
20,7
|
1960-an
|
6
|
Niobium
germanium
|
23,2
|
1973
|
7
|
Lanthanum
barium Tembaga oksida
|
28
|
1985
|
8
|
Yttrium barium
tembaga
oksida (1-2-3 atau YBCO) |
93
|
1987
|
9
|
Thalium barium
kalsium
Tembaga oksida |
125
|
-
|
10
|
Karbon ( C )
|
15
|
-
|
11
|
HgBa2Ca2Cu3O8
|
164
|
1995
|
b.
Tipe-tipe
Superkonduktor
Berdasarkan interaksi
dengan medan magnetnya,
maka superkonduktor dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor
Tipe I dan Superkonduktor Tipe II.
1)
Superkonduktor
Tipe I
Superkonduktor
tipe I menurut teori BCS (Bardeen,
Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan
dengan menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak
sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan
positif. Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik
akan bergerak dengan merata dan superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini
disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandai dengan efek
Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak
terlalu tinggi) oleh superkonduktor.
Bila
kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan
menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan terus – menerus menolak medan
magnet yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan
tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan normal.
Bahan superkonduktor tipe 1 kebanyakan adalah unsur-unsur tunggal.
Bahan superkonduktor tipe 1 kebanyakan adalah unsur-unsur tunggal.
2)
Superkonduktor
Tipe II
Superkonduktor
tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila superkonduktor jenis II ini
dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak terjadi. Abrisokov
berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis II
ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan
dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov dapat menunjukkan bahwa
parameter tersebut dapat mendeskripsikan pusaran (vortices) dan bagaimana medan
magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang terowongan dalam pusaran-pusaran ini.
Lebih lanjut ia pun dengan secara mendetail dapat memprediksikan jumlah pusaran
yang tumbuh seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan terobosan
dan masih digunakan dalam pengembangan dan analisis superkonduktor dan
magnet.
Superkonduktor
tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun perubahan sifat
kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara
bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan kembali ke keadaan semula. Superkonduktor
Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I.
Kelompok
superkonduktor tipe II, biasanya berupa kombinasi unsur molybdenum (Mo),
niobium (Nb), timah (Sn), vanadium (V), germanium(Ge), indium (In) atau galium
(Ga). Sebagian merupakan senyawa, sebagian lagi merupakan larutan padatan.
5.
Perkembangan
Penemuan bahan Semikonduktor
Dalam beberapa tahun terakhir para ilmuwan telah menemukan
berbagai macam bahan yang dapat menjadi superkonduktor. Bahan-bahan tersebut
antara lain:
a. Mercury
(1911): Superkonduktor pertama ditemukan oleh Heike Kamerlingh Onnes. Ia
menggunakan helium cair untuk mendinginkan mercury di bawah suhu transisi superkonduktor
yaitu 4,2 Kelvin.
b. Niobium
Alloy (1941): Penggunaan superkonduktor dalam industri terjadi setelah tahun
1961. Saat itu, para ilmuwan menemukan bahwa niobium tin (Nb3Sn),
yang menjadi superkonduktor pada suhu 18,3 Kelvin, dapat membawa arus yang
tinggi dan tahan terhadap medan magnet besar.
c. Niobium
germanium (1971): Bahan ini (Nb3Ge) memegang rekor temperatur
transisi tertinggi antara tahun 1971 hingga tahun 1986.
d. Heavy
Fermion (1979): Superkonduktor Heavy Fermion seperti uranium platina (UPt3)
sangat luar biasa karena memiliki secara efektif memiliki electron ratusan kali
massa biasa mereka. Teori konvensional tidak dapat menjelaskan sifat
superconductivity materi ini.
e. Cuprates
(1986): Cuprates merupakan superkonduktor suhu tinggi yang pertama. Bahan-bahan
keramik ini dapat didinginkan dengan nitrogen cair, yang mendidih pada suhu 77
Kelvin.
f. Fullerenes
(1991): Solid kristal terbuat dari buckyballs (C60) yang menjadi superkonduktor
ketika didoping dengan atom logam alkali seperti kalium, rubidium dan cesium.
g. HgBa2Ca2Cu3O8
(1995 ): Didoping dengan talium, cuprate ini memiliki paling suhu transisi
tertinggi pada tekanan atmosfer. Pada tekanan tinggi bahan ini menjadi superkonduktor
pada suhu 164 Kelvin.
h. Magnesium
diboride (2001): Suhu transisi yang luar biasa tinggi dari magnesium diboride
merupakan kasus luar biasa dari superkonduktor konvensional.
i.
Iron pnictides (2006): Hideo Hosono merupakan penemu senyawa
ini. Senyawa ini merupakan jenis kedua superkonduktor suhu tinggi.
6.
Pemanfaatan
Superkonduktor
a.
Kereta
MagLev (Magnetic Levitation Train)
Superkonduktor
dapat digunakan dalam pembuatan teknologi transportasi, seperti kereta
supercepat. Di Jepang, kereta api supercepat ini diberi nama “The Yamanashi
MLX01 MagLev Train”, dimana kereta ini dapat melayang diatas magnet superkonduktor.
Dengan melayang, maka gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan dan
akibatnya kereta dapat berjalan dengan sangat cepat, sampai 343 mph (550
km/jam).
b.
Generator
listrik super-efisien
Suatu perusahaan amerika,
American Superkonduktor Corp, diminta untuk memasang suatu sistem penstabil
listrik yang diberi nama Distributed
Superconducting Magnetic Energy Storage System (D-SMES). Satu unit D-SMES
dapat menyimpan energi listrik sebesar 3 MegaWatt yang dapat digunakan untuk menstabilkan
listrik apabila terjadi gangguan listrik.
c.
Kabel Listrik Super
efisien
Untuk
transmisi listrik dapat digunakan kabel dari bahan superkonduktor dengan
pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel tembaga. Menurut perhitungan, arus
yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat, karena 250 pon kabel
superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga.
d.
Supercomputer
Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu superkomputer dengan kemampuan berhitung yang fantastis.
Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu superkomputer dengan kemampuan berhitung yang fantastis.
e.
Magnetic
resonance imaging
(MRI).
Magnetic
Resonance Imaging (MRI) adalah suatu
teknik pencitraan medis untuk
memvisualisasikan struktur internal dan fungsi tubuh. Bentuk dari devais Magnetic
Resonance Imaging ditunjukkan pada gambar berikut.
C.
PENUTUP
Superkonduktor
merupakan bahan material yang memiliki hambatan listrik bernilai nol pada suhu
yang sangat rendah. Superkonduktor dapat menghantarkan arus walaupun tanpa
adanya sumber tegangan. Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan
magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas
suatu bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya, yaitu suhu yang membatasi
antara sifat konduktor dan superkonduktor.
Contoh bahan yang
termasuk superkonduktor diantaranya, Raksa Hg, Timbal Pb, Niobium-3-timah,Niobium
germanium , Lanthanum barium Tembaga oksida Yttrium barium tembagaoksida (1-2-3
atau YBCO), Thalium barium kalsium Tembaga oksida, dan lain-lain.
Bahan semikonduktor
banyak dimanfaatkan dalam teknologi era modern. Sifat superkonduktivitasnya
dapat membuat transmisi elektronik menjadi lebih efisien dan lebih cepat. Teknologi yang memanfaatkan superkonduktor
diantaranya, kereta supercepat MAGLEV, generator dan kabel superefisien,
computer super cepat, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang
merupakan suatu teknik pencitraan medis.
Namun saat ini
penggunaam superkonduktor belum praktis, dikarenakan untuk mendapatkan bahan
superkonduktor diperlukan proses pendinginan yang perlu biaya cukup besar,
sebab suhu kritis bahan superkonduktor yang ada sekarang masih jauh di bawah
suhu kamar.
DAFTAR REFERENSI
. 2010. Sejarah
Dan Pengertian Superkonduktor [Online]. Tersedia: http://fanwar.staff.uns.ac.id/2010/04/23/sejarah-dan-pengertian-superkonduktor/ [14 Mei 2012].
.2012. Kehebatan Bahan Superkonduktor [Online]. Tersedia: http://andavenger.blogspot.com/2012/01/kehebatan-bahan-superkonduktor.html [14 Mei 2012].
Aya. 2010. Superkonduktor 1 (pengertian) [Online]. Tersedia: http://material-sciences.blogspot.com/2010/02/superkonduktor.html [14 Mei 2012].
Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat (Terjemehan The Houw Liong).
Jakarta:Erlangga.
Ismunandar dan Cun Sen. 2011. Mengenal Superkonduktor [Online]. Tersedia: http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1100396563. [14 Mei 2012].
Ismunandar dan Cun Sen. 2011. Mengenal Superkonduktor [Online]. Tersedia: http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1100396563. [14 Mei 2012].
Sinaga,
Parlindungan. 2011. Diktat Perkuliahan Fisika Modern. Bandung: FPMIPA UPI.
Wiendartun.
2011. Diktat Perkuliahan Fisika Zat Padat.
Bandung: FPMIPA UPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar