FISIKA
STATISTIK
PERSAMAAN
STEFAN-BOLTZMAN
A.
PENDAHULUAN
Selama berabad-abad, para ilmuwan
Fisika klasik menganggap bahwa semua fenomena di alam dapat dijelaskan dengan
mekanika Newton dan teori Gelombang Elektromagnetik dari Maxwell. Namun, ada
beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan oleh fisika klasik, diantaranya
tentang radiasi benda hitam.
Fenomena radiasi benda hitam
mendorong para ilmuwan untuk mempelajarinya. Salah satu karakteristik radiasi
benda hitam yang dipelajari oleh para ilmuwan adalah tentang bagaimana
menemukan persamaan yang dapat digunakan untuk memprediksi atau menentukan
intensitas radiasi pada panjang gelombang tertentu dari sebuah benda yang
memancarkan radiasi pada suhu tertentu.
Dari sekian banyak ilmuwan yang mempelajari tentang radiasi
adalah Joseph Stefan (1879) dan Ludwig Boltzman (1884). Kedua ilmuwan
ini berhasil menemukan hubungan antara intensitas total dan daya yang
dipancarkan suatu benda hitam dengan suhu dari benda tersebut.
B.
PERSAMAAN
STEFAN-BOLTZMAN
1. Persamaan Stefan-Boltzman tentang
Radiasi Benda Hitam
Dalam mempelajari karakteristik dari radiasi benda
hitam, Joseph Stefan pada tahun 1879
menemukan hubungan antara intensitas dengan suhu benda yang memancarkan
radiasi. Stefan menemukan bahwa: “daya
total per satuan luasyang dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda
hitam panas (Itotal) adalah
sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya”.
Selanjutnya, lima tahun setelahnya, sekitar
tahun 1884. Ludwig Boltzman
menurunkan kembali persamaan Stefan dengan analisis termodinamika dan teori
gelombang elektromagnetik. Hasil yang diperoleh ini selanjutnya dikenal
sebagai hukum Stefan-Boltzman yang
berbunyi:
“ energy yang dipancarkan oleh
suatu permukaan benda dalam bentuk radiasi kalor persatuan waktu sebanding
dengan luas permukaan dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan
itu “.
Jika luas
seluruh permukaan benda diketahui, energi per satuan waktu atau daya yang
dipancarkan oleh benda tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut.
P = I A = e s T4 A
Dengan: P adalah daya (satuannya Watt), e adalah koefisien emisivitas bahan, nilainya antara 0-1 ( 1 untuk benda
hitam sempurna), sadalah
konstanta Stefan-Boltzman nilainya s=5,67 x 10-8 W m-2
K-4,A adalahluaspermukaanbendadengansatuanm2.
2. Persamaan
Stefan-BoltzmantentangEnergiRadiasi
Energy total yang
dipancarkan oleh benda hitam dapat dihitung dengan mengintegralkan persamaan energi radiasi fungsi panjang gelombang dari panjang gelombang nol sampai tak berhingga,
yaitu
misalkan
y = hc/ λkTsehingga
Dengansyaratbatasberlaku y, saat λ = 0
maka y = ~ dansaat λ = ~ maka y = 0. Sehingga
Persamaan diatas merupakan kerapatan energy
foton di dalam kotak.Hubungan antara kerapatan energy yang diradiasi dengan energy
foton dalam kotak adalah
Persamaan ini sangat mirip dengan persamaan
Stefan-Boltzmantentang energy yang diradiasikan benda hitam, yaitu
Dengan konstanta Stefan-Boltzman. Dan untuk benda hitam e=1, sehingga dari
kesamaan diperoleh:
Dengan menggunakan aturan matematika kita hitung suku
integral:
Bilakitamasukkannilai
·
k = 1,38 x 10-23J/K
·
h = 6,625 x 10-34Js
·
c = 3 x 108 m/s
didapatnilaikonstanta Stefan-Boltzman
Sehingga di peroleh:
Jadibesarnya energy radiasipadabendahitamadalah
Dengan
C.
KESIMPULAN
· Joseph Stefan
pada tahun 1879 menemukan hubungan antara intensitas dengan suhu benda yang
memancarkan radiasi. Stefan menemukan bahwa: “daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh
suatu benda hitam panas (Itotal)
adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya”.
· Ludwig Boltzman
menurunkan kembali persamaan Stefan dengan analisis termodinamika dan teori
gelombang elektromagnetik. Hasil yang diperoleh ini selanjutnya dikenal
sebagai hukum Stefan-Boltzman yang
berbunyi:“ energy yang dipancarkan oleh
suatu permukaan benda dalam bentuk radiasi kalor persatuan waktu sebanding
dengan luas permukaan dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan
itu “.
I = e.σ.T4
P = e s T4 A
Dengansadalahkonstanta Stefan-Boltzman yang nilainya:
DAFTAR PUSTAKA
Efrizon, Umar. 2007. Fisika dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca Exacta.
Hallyday, David.1977. Fisika Jilid 2 (Terjemahan Pantur Silaban). Jakarta: Erlangga.
Kangenan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sinaga, Parlindunngan.
2011. Diktat Perkuliahan Fisika Modern. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA
UPI.
Sutopo.2004.Pengantar FisikaKuantum.IMSTEP : JICA
dari word 2010 ya?
BalasHapushuruf nya nempel2, tanpa spasi. . . n_n