KOMPAS.com - Serge Haroche dari Perancis dan David
Wineland dari Amerika Serikat diumumkan sebagai pemenang Nobel Fisika
2012 pada Selasa (9/10/2012). Keduanya dianggap berjasa dalam menguak
misteri dunia fisika kuantum.
|
Ilustrasi : Komputer Kuantum
|
Kemenangan keduanya memberi
jawaban pada prediksi peraih Nobel Fisika tahun ini. Sebelumnya, nobel
itu diperkirakan akan diraih oleh peneliti partikel Higgs. Namun, hasil
riset partikel Higgs yang diumumkan 4 Juli 2012 lalu mungkin terlalu
dini untuk mendapatkan nobel.
Panitia nobel menyatakan bahwa
riset Haroche dan Wineland dipilih karena memberi sumbangan besar.
"Metode mendasar mereka memungkinkan penelitian ini menjadi langkah awal
untuk mengembangkan komputer super cepat tipe terbaru berdasarkan
fisika kuantum."
"Penelitian ini juga menjadi permulaan untuk
mengkonstruksi jam atomik yang super tepat yang bisa menjadi standar
waktu di masa depan," demikian pernyataan panitia nobel di situs webnya,
Selasa kemarin.
Komputer kuantum adalah teknologi yang kini
masih menjadi mimpi namun akan jadi revolusi di abad ini. Sementara jam
atomik 10 kali lipat lebih baik dari jam saat ini, sangat tepat hingga
diumpamakan hanya akan mati 5 detik sepanjang 13,7 miliar sejak Big
Bang.
Dari Khayalan jadi Kenyataan
Lalu,
apa sebenarnya penelitian Haroche dan Wineland? Panitia nobel
menyebutkan bahwa riset keduanya terkait dengan pengembangan metode
untuk mengukur, mengontrol dan memanipulasi partikel kuantum tunggal.
Selama
ini, partikel kuantum tunggal sulit diamati secara langsung karena
karakteristik kuantumnya akan rusak begitu berinteraksi dengan dunia
luar. Ilmuwan cuma bisa menggambarkan lewat "eksperimen khayalan".
"Eksperimen
khayalan" tersebut dideskripsikan oleh Erwin Schrödinger, dikenal
sebagai Kucing Schrödinger. Ia mengibaratkan partikel kuantum layaknya
kucing dalam kotak tertutup dengan satu botol berisi racun sianida yang
dapat membunuh.
Dalam fisika kuantum, dikenal kondisi
superposisi, dimana suatu partikel punya kemungkinan untuk berada di dua
kondisi sekaligus. Kondisi superposisi ini sangat sensitif sehingga
kontak dengan lingkungan akan merusaknya.
Berdasarkan hal itu,
racun sianida dalam kotak bisa ada dalam dua kondisi, meluruh atau
tidak. Kucing pun demikian, dapat berada dalam kondisi hidup ataupun
mati karena efek radioaktif sianida.
Untuk mengetahui kondisi
kucing sebenarnya, sekilas mudah saja, dengan membuka kotak. Tapi
menurut fisika kuantum, membuka kotak untuk mengetahui kondisi kucing
tak mungkin dilakukan sebab akan merusak superposisi. Demikianlah
kira-kira kesulitan pengamatan partikel kuantum.
Panitia nobel
mengungkapkan bahwa Haroche dan Wineland membuat terobosan sebab
"Haroche dan Wineland menjebak partikel kuantum dan meletakkannya
seperti dalam kondisi superposisi kucing." Sesuatu yang awalnya hanya
dalam khayalan bisa dibuktikan dalam kenyataan.
Dua Metode Berbeda
Untuk
membuktikan kondisi superposisi, mengukur serta memanipulasi partikel
kuantum, Haroche dan Wineland melakukan dua metode yang berbeda. Kedua
metode yang dipilih berlawanan tetapi tetap punya kaitan.
Dalam
eksperimennya, Wineland menjebak ion Berrylium dengan medan listrik.
Partikel bermuatan itu diisolasi dari panas dan radiasi di
lingkungannya. Caranya, dengan melakukan eksperimen di ruang vakum pada
suhu yang sangat rendah.
Salah satu rahasia dalam penelitian
Wineland adalah penggunaan laser untuk menciptakan pulsa laser. Laser
membantu menempatkan ion pada energi terendahnya sehingga memudahkan
peneliti mengobservasi perilakunya. Laser juga membantu menempatkan ion
pada kondisi superposisi.
Dengan laser, sebagai salah satu
contoh, ion bisa ditempatkan di antara dua level energi, dengan peluang
bisa berakhir di level energi rendah ataupun tinggi. Dalam kondisi itu
superposisi energi suatu partikel bisa dipelajari.
Sementara itu,
Haroche melakukan metode berbeda dengan cara mengobservasi cahaya yang
dijebak. Cahaya diisolasi dengan dua cermin berbahan superkonduktor.
Percobaan juga dilakukan di suhu hampir nol mutlak (-273 derajat
Celsius).
Cermin superkonduktor memiliki kemampuan memantulkan
yang luar biasa. Cahaya bisa dipantulkan di ruang antar cermin yang
hanya sekitar 3 cm selama hampir sepersepuluh detik sebelum diserap.
Berkebalikan
dengan Wineland yang memanipulasi ion dengan foton, Haroche
memanipulasi foton dengan ion. Wineland mengirimkan atom Rydberg ke
ruang antara dua cermin sedemikian sehingga perilaku foton bisa
dimanipulasi.
Interaksi antara atom dan foton mengubah fase
kuantum atom. Jika atom diibaratkan sebuah gelombang, puncak dan
lembahnya bergantian. Saat atom meninggalkan ruang antar cermin, foton
di dalamnya bisa dilihat ada tidaknya. Jika tak ada foton, maka tak ada
pergantian fase.
Dasar Teknologi Komputer Kuantum
Aplikasi
dari isolasi ion merupakan dasar dari penciptaan komputer kuantum. Unit
dasar komputer saat ini adalah bit, masih berbasis pada kode biner. Bit
hanya dapat bernilai 1 atau 0.
Dalam kuantum komputer, unit
dasarnya adalah bit kuantum (qubit). Qubit layaknya kucing Schrödinger.
Qubit bisa bernilai 1 atau 0 sekaligus. Dengan prinsip ini, komputer
masa depan mampu menampung dan memroses lebih banyak data sehingga lebih
cepat.
Panitia nobel menyatakan bahwa komputer kuantum akan
menjadi keseharian manusia dalam abad 21 ini, menjadi sebuah revolusi,
sebagaimana komputer kasik menjadi revolusi di abad 20 lalu.
Isolasi
ion juga mendasari teknologi jam atom masa depan. Jam saat ini berbasis
atom sesium. Sementara, jam atom masa depan berbasis cahaya tampak,
sehingga sering juga disebut jam optik. Jam optik akan jauh lebih tepat
dari jam saat ini.
Dengan adanya jam optik, variasi gravitas dan
perjalanan waktu bisa diukur. Semakin besar gravitasi, semakin lambat
berjalannya waktu. Hal ini mungkin akan bermanfaat bagi pengembangan GPS
yang selama ini didasarkan pada sinyal satelit dengan waktu yang secara
rutin dikalibrasi.
Riset Haroche dan Wineland menjadi babak
pertama pengembangan komputer kuantum dimana dasar pengetahuan
ditegakkan. Riset ini mungkin seperti penemuan struktur DNA oleh watson
dan Crick yang kemudian menjadi dasar dari rekayasa genetika.
Editor :Yunanto Wiji Utomo | Rabu, 10 Oktober 2012
http://sains.kompas.com/read/2012/10/10/10505389/Babak.Pertama.Pengembangan.Komputer.Kuantum