Ada beberapa pertanyaan sederhana seputar fenomena sains dalam kehidupan sehari-hari yang terkadang terdengar simpel tapi susah menjawabnya.
Beberapa contoh pertanyaan itu adalah sebagi berikut adalah sebagai berikut:
1. Apakah sebuah magnet yang tarikannya sangat kuat dapat menarik kangkung atau bayam, padahal kangkung dan bayam mengandung banyak zat besi (Fe) ??
Sepertinya memang pertanyaan ini masuk akal, karena memang kita tahu bahwa bayam dan kangkung adalah contoh sayuran yang mengandung banyak zat besi, dan magnet dapat menarik logam besi (Fe). Akan tetapi besi dalam sayuran seperti bayam dan kangkung kebanyakan tidak berdiri sendiri, tapi bersenyawa dengan unsur zat lain. Ketika bersenyawa dengan unsur lain, terkadang sifat senyawa sama sekali berbeda dengan unsur-unsur penyusunnya. Dan dalam bentuk senyawa seperti ini, besi tidak dapat ditarik magnet. Jadi jawabannya magnet tidak bisa menarik kangkung ataupun bayam.
2. Kenapa yah, kalau merebus telur semakin lama telur akan berubah menjadi keras, tapi kalau merebus kentang kenapa semakin lama malah semakin lunak?
Sepertinya fenomena ini memang tidak asing lagi dikehidupan sehari-hari kita. Tapi apa pernah terlintas di pikiran kita kenapa efek dari merebus pada kentang dan telur bisa berbeda?
Kita lihat dari senyawa penyusun utama kedua bahan makanan ini berbeda, telur kaya akan protein dan albumin, sedangkan kentang kaya akan kandungan karbohidrat. Efek pemanasan pada senyawa-senyawa ini akan berbeda, ya seperti pada telur rebus dan kentang rebus tadi.
3. Dapatkah kita melelehkan garam dapur dengan cara yang sama seperti melelehkan gula pasir saat membuat karamel di dapur biasa?
2. Kenapa yah, kalau merebus telur semakin lama telur akan berubah menjadi keras, tapi kalau merebus kentang kenapa semakin lama malah semakin lunak?
Kita lihat dari senyawa penyusun utama kedua bahan makanan ini berbeda, telur kaya akan protein dan albumin, sedangkan kentang kaya akan kandungan karbohidrat. Efek pemanasan pada senyawa-senyawa ini akan berbeda, ya seperti pada telur rebus dan kentang rebus tadi.
3. Dapatkah kita melelehkan garam dapur dengan cara yang sama seperti melelehkan gula pasir saat membuat karamel di dapur biasa?
Garam Dapur |
Gula Pasir |
Mungkin kita pernah mencoba membuat lelehan gula pasir saat membuat karamel atau kue dengan cara memenggang atau memanaskannya diatas kompor atau oven, tapi pernahkah kita melakukan hal yang sama untuk membuat lelehan garam dapur (NaCl)? Apa bisa? Jawabannya, bisa saja, kalau dapur Anda bisa menyediakan suhu sekitar 801 ºC. Tapi apakah dapur Anda bisa meyediakan suhu sebesar itu, dan apa nanti Anda atau peralatan dapur tidak ikut rusak karena suhu tersebut?
Untuk dapur yang normal, proses melelehkan garam dengan cara biasa seperti melelehkan gula tidak dapat dilakukan. Hal ini terjadi karena perbedaan titik leleh antara gula pasir dan garam dapur. Gula pasir punya titik leleh sekitar 160 ºC, artinya perlu panas sekitar 160 ºC untuk membuat gula pasir meleleh, dan ini mungkin dilakukan di dapur Anda. Sedangkan garam dapur (NaCl) titik lelehnya adalah 801 ºC artinya butuh panas sekitar 801 ºC untuk membuat lelehan garam dapur. Ini tentu sulit dilakukan didapur biasa, karena bisa jadi selain garam yang meleleh, peralatan dapur atau Anda nya pun ikut meleleh.
Untuk dapur yang normal, proses melelehkan garam dengan cara biasa seperti melelehkan gula tidak dapat dilakukan. Hal ini terjadi karena perbedaan titik leleh antara gula pasir dan garam dapur. Gula pasir punya titik leleh sekitar 160 ºC, artinya perlu panas sekitar 160 ºC untuk membuat gula pasir meleleh, dan ini mungkin dilakukan di dapur Anda. Sedangkan garam dapur (NaCl) titik lelehnya adalah 801 ºC artinya butuh panas sekitar 801 ºC untuk membuat lelehan garam dapur. Ini tentu sulit dilakukan didapur biasa, karena bisa jadi selain garam yang meleleh, peralatan dapur atau Anda nya pun ikut meleleh.
Referensi: Buku "Einstein Aja Gak Tahu"